BUKU TUA

Malam ini,

Aku bersemayam di tengah hingar bingar kota,

Aku menjelma menjadi buku tua di perpustakaan rumahmu,

Buku tua yang tiap lekukannya beralaskan waktu.

Aku bersemayam di sana,

di antara aksara-aksara yang saling berhimpitan,

di antara keringat-keringat tanganmu yang pernah kau teteskan,

dan di antara bilur-bilur harapan yang kau rangkai di dalamku.

 

Diriku tetaplah sama seperti dahulu.

Masih mengandung nubuat-nubuat yang umat manusia akan wujudkan,

Masih mengandung goresan tarian penamu yang lancip,

dan masih mengandung renjana yang kau ukir di dalamku.

 

Aku akan tetap mengajar insan manusia lewat kumpulan aksara ini,

Supaya mereka mendapatkan hidup yang layak untuk mereka jalani.

Aku akan tetap memenggal tiap jeda kata,

Supaya anak manusia paham tiap maksud ilmu.

 

Aku tidak akan henti-hentinya mengajarkan,

Betapa setiap buku tua yang mereka tinggal,

di laci atau kamar mereka,

Bagaikan meninggalkan harta karun.

 

Aku akan tetap mengajar dan mendidik insan manusia,

Lewat tafsir teorema Phytagoras,

Lewat sabda hukum Archimedes,

dan lewat firmanmu dalam membebaskanku.

 

Aku akan tetap bersemayam di sana,

Aku akan tetap menjadi buku tua yang tidak lagi kau peluk saat tidur,

Aku akan tetap menjadi aksara-aksara usang nan sempit,

Seraya berdoa,

Supaya suatu hari engkau membebaskanku.

 

Aku akan tetap menjadi buku tuamu,

Bahkan,

Sampai aku menjadi debu.

 

~ Stela Salsabilla Fambudi (2021)